📑 APAKAH REKOMENDASI PARA ULAMA KEPADA SYAIKH ABDULLAH AL-BUKHARI DAN SYAIKH ARAFAT AL-MUHAMMADI MASIH BERLAKU?
✍🏼 Fadhilatusy Syaikh Hafiizh al-Junaidi al-Hasyimi hafizhahullah berkata,
فالعلماء مثلاً أحالوا الشباب في الرجوع في المسائل إلى شيخين كريمين:
Sebagai contoh: Para ulama telah mengarahkan para pemuda untuk mengembalikan problematika (yang menimpa umat) kepada dua syaikh yang mulia:
إلى الشيخ العلامة المحدث الشيخ عبد الله البخاري حفظه الله تعالى، وإلى الشيخ الدكتور الفقيه الشيخ عرفات المحمدي حفظه الله تعالى.
Kepada asy-Syaikh al-‘Allamah al-Muhaddits Abdullah al-Bukhari حفظه الله تعالى, dan kepada asy-Syaikh al-Faqih DR. Arafat al-Muhammadi حفظه الله تعالى.
وهذه الإحالة وهذه الإشادة قبل موتهم بسنوات، ولم يعترض أحد ممن الآن يعترض في ذلك الوقت.
Pengarahan dan pujian ini sudah dilakukan bertahun-tahun sebelum wafatnya para ulama tersebut, dan tidak ada seorang pun pada saat itu yang memprotes -dari mereka yang sekarang memprotes-.
فما الذي جد؟ وما الذي حدث؟ وما الذي تغير؟
Maka apa yang baru, apa yang terjadi dan apa yang berubah?
مات العلماء النصحة، العلماء أهل الخبرة والدربة، وهم على الرضا عن هذين الشيخين،
Para ulama pemberi nasihat, memiliki pengalaman, dan keahlian itu telah wafat dalam keadaan ridha kepada kedua syaikh ini,
وعلى تزكية لمعالجة هذين للمشاكل الدعوية، وأحالوا الشباب إليهم.
Memberikan rekomendasi kepada keduanya dalam menangani permasalahan-permasalahan dakwah, dan mereka mengarahkan para pemuda kepada keduanya.
فلماذا لم تعترضوا في ذلك الوقت؟
Lalu mengapa kalian tidak mengingkari pada waktu itu?
ولماذا الآن تبرز رؤوس ويخرج أناس ينادون بالإسقاط،
Mengapa sekarang muncul berbagai tokoh dan orang-orang orang-orang yang menyeru untuk menjatuhkan (kedua syaikh tersebut).
أو تمهيداً للإسقاط بالانتقاد والرد والتهوين، بل وصل الأمر إلى التكذيب والعياذ بالله؟
Atau membuka jalan untuk menjatuhkannya dengan kritik, bantahan, dan peremehan, bahkan perkara ini sampai pada kedustaan—kita berlindung kepada Allah?
باب الرد العلمي مفتوح.
Pintu bantahan ilmiah terbuka.
وهل أغلغ الشيخ البخاري بابه دونك ومنعك من أن تنصحه؟
Apakah Syaikh al-Bukhari menutup pintunya bagimu dan mencegahmu untuk menasihatinya?
أو الشيخ عرفات فعل ذلك؟
Atau Syaikh ‘Arafat melakukan hal itu?
هل منعوك من النصح، وبينك وبينه المعرفة، وبينك وبينه التواصل؟
Apakah mereka menghalangimu dari memberi nasihat, padahal engkau mengenal mereka dan memiliki komunikasi langsung dengan mereka?
حتى الآن تحتاج إلى أن تخرج كلمات وطعونات صريحة أو مبطنة، وتنشرها أمام الملأ؟
Sampai-sampai kini engkau merasa perlu mengeluarkan kata-kata dan celaan, terang-terangan maupun terselubung, lalu menyebarkannya di hadapan khalayak?
ما الذي يمنعك من النصيحة المباشرة؟
Apa yang menghalangimu dari memberi nasihat secara langsung?
إما بالزيارة والجلوس، وإما بإرسال النصيحة إليه مباشرة.
Baik dengan datang dan duduk bersama, atau mengirimkan nasihat secara langsung?
وإذا كان هناك — ولابد — رد علمي بأدب وبأسلوب أهل العلم فالمجال مفتوح.
Jika memang harus ada bantahan ilmiah, maka lakukanlah dengan adab dan sesuai cara para ulama; jalannya terbuka.
لكن هذه الحوادث، وهذا الغبار الموجود، وهذه الفتن،
Adapun peristiwa-peristiwa, debu yang beterbangan, dan fitnah-fitnah ini,
هذه ليست من طريق أهل العلم ولا بأسلوب أهل السنة،
Semua itu bukan dari jalan ulama dan bukan dari metode Ahlus Sunnah,
بل هذه طعونات، وبعضها نابع عن أغراض شخصية وأمراض نفسية والعياذ بالله.
Bahkan ini hanyalah celaan-celaan, dan sebagian muncul dari tujuan pribadi dan penyakit hati—kita berlindung kepada Allah.
فنعوذ بالله من الفتن.
Maka kita berlindung kepada Allah dari fitnah.
فالموفق من لزم ما كان عليه الناس قبل هذه الزوبعات، قبل هذه الفتن.
Orang yang mendapat taufik adalah yang tetap berpegang pada apa yang dipegang orang-orang sebelum badai dan fitnah-fitnah ini.