Каталог каналов Новое Каналы в закладках Мои каналы Поиск постов Рекламные посты
Инструменты
Мониторинг Новое Детальная статистика Анализ аудитории Telegraph-статьи Бот аналитики
Полезная информация
Инструкция Telemetr Документация к API Чат Telemetr
Полезные сервисы
Защита от накрутки Создать своего бота Продать/Купить канал Монетизация

Не попадитесь на накрученные каналы! Узнайте, не накручивает ли канал просмотры или подписчиков Проверить канал на накрутку
Прикрепить Телеграм-аккаунт Прикрепить Телеграм-аккаунт

Телеграм канал «Belajar Tauhid»

Belajar Tauhid
589
0
32
16
1.1K
Terima kasih telah bergabung dengan Chanel Belajar Tauhid dan semoga materi yang ada bermanfaat bagi kita semua.
.
Link e-Book & e-Paper Belajar Tauhid: http://bit.ly/ebook-gratis-belajartauhid
.
Salam 'alaikum
Подписчики
Всего
3 259
Сегодня
0
Просмотров на пост
Всего
136
ER
Общий
5.81%
Суточный
4.5%
Динамика публикаций
Telemetr - сервис глубокой аналитики
телеграм-каналов
Получите подробную информацию о каждом канале
Отберите самые эффективные каналы для
рекламных размещений, по приросту подписчиков,
ER, количеству просмотров на пост и другим метрикам
Анализируйте рекламные посты
и креативы
Узнайте какие посты лучше сработали,
а какие хуже, даже если их давно удалили
Оценивайте эффективность тематики и контента
Узнайте, какую тематику лучше не рекламировать
на канале, а какая зайдет на ура
Попробовать бесплатно
Показано 7 из 589 постов
Смотреть все посты
Пост от 28.12.2025 05:27
6
0
1
Allah ta'ala berfirman, وَأُفَوِّضُ أَمري إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصيرٌ بِالعِبادِ “Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Meneliti hamba-hamba-Nya”? [QS. Ghafir: 44] Temans, ayat ini benar-benar langsung menyentuh hati. Seakan-akan kita sedang berkata kepada Allah, “Ya Allah, aku tidak tahu apa-apa, aku tidak mengerti apa-apa, aku pun tidak tahu bagaimana akhir nasibku. Maka aku serahkan seluruh urusanku kepada-Mu. Engkau saja yang mengaturnya, Engkau saja yang menentukannya, dan aku ridha serta beriman kepada-Mu.” Tahukah kamu apa makna “Sesungguhnya Allah Maha Meneliti hamba-hamba-Nya”? Artinya, Allah benar-benar tahu siapa yang tulus mencintaimu dan siapa yang hanya berpura-pura! Allah benar-benar tahu siapa yang sungguh-sungguh ingin menolongmu dan siapa yang ingin menipumu! Allah benar-benar tahu siapa yang mendukungmu dari belakang dan siapa yang menggunjing serta merusak namamu! Allah benar-benar tahu siapa yang tersenyum tulus saat melihatmu dan siapa yang memelukmu dengan kepura-puraan dan kebohongan! Allah mengetahui mereka semua satu per satu! Maka jangan khawatir, Allah akan menyingkap keadaan dan hakikat setiap orang pada waktu yang tepat. Itu hanya soal waktu. Jadi, temans tenanglah dan janganlah khawatir. #tadabbur #tauhid
Пост от 27.12.2025 02:35
143
0
3
*Keberpihakan Ibnu Taimiyah kepada orang yang memusuhinya apabila kebenaran ada padanya, dan sikapnya menentang orang yang dekat dengannya apabila menyelisihi kebenaran* Beliau rahimahullah berkata, ketika terlihat adanya sikap melampaui batas dari pihak yang sejalan terhadap pihak yang berbeda, ketika beliau rahimahullah membicarakan kesesatan-kesesatan Jahmiyyah, disebutkan bahwa di antara orang-orang yang bangkit untuk membantah mereka adalah Abu Muhammad Abdullah bin Sa‘id bin Kullab. Tentang dirinya Ibnu Taimiyah menyebutkan: “Ia memiliki keutamaan, ilmu, dan agama.” Adapun orang yang mengatakan bahwa Ibnu Kullab mengada-adakan pemikirannya untuk menampakkan agama Nasrani di tengah kaum Muslimin, maka itu adalah kedustaan atas namanya. Tuduhan tersebut hanyalah fitnah yang dibuat-buat oleh kaum Mu‘tazilah dan Jahmiyyah yang memang dibantah olehnya. Dan Abu al-Hasan al-Asy‘ari, ketika beliau menarik diri dari paham Mu‘tazilah, menempuh metode Abu Muhammad ibn Kullab. Namun Ibnu Kullab, ketika membantah Jahmiyyah, belum sampai pada pemahaman tentang rusaknya akar ilmu kalam yang baru (muhdats) yang mereka ada-adakan dalam agama Islam; bahkan dalam hal itu ia justru menyepakati mereka. Orang-orang yang mencela Ibnu Kullab dan al-Asy‘ari dengan celaan yang batil itu berasal dari kalangan Ahlul Hadits.” *Komentar:* Perhatikanlah sikap adil dan objektif yang sangat langka ini. Namun hal tersebut tidaklah mengherankan bagi orang yang diberi taufik oleh Allah dan dibimbing kepada akhlak yang paling lurus serta sifat-sifat yang mulia. Syaikhul Islam rahimahullah, sebagaimana telah dikenal luas, berafiliasi kepada Ahlul Hadits dan sering memuji mereka di banyak tempat, serta menjelaskan bahwa merekalah golongan yang paling lurus dalam metodologi dan akidah. Meski demikian, beliau tetap membela Ibnu Kullab dan al-Asy‘ari, padahal keduanya bukan termasuk Ahlul Hadits. Bahkan beliau juga membantah sebagian pendapat mereka. Di antara perkataan beliau tentang mereka adalah: “Para salaf dan para imam mencela ahli kalam dan para teolog yang menetapkan sifat dengan metode kalam, seperti Ibnu Karram, Ibnu Kullab, dan al-Asy‘ari.”¹ Namun demikian, beliau tetap mencela orang-orang dari kalangan Ahlul Hadits yang mencela keduanya secara tidak benar dan tidak adil. Ini adalah pelajaran besar bagi setiap mukmin yang berakal: agar tidak membela orang yang dicintainya, baik individu, kelompok, maupun penguasa, dalam keadaan salah maupun benar, dan tidak pula mencela pihak yang berbeda hanya karena perbedaan, meskipun ia mengatakan kebenaran. Sebaliknya, kebatilan harus ditolak walaupun datang dari orang yang dicintai, dan kebenaran harus diterima walaupun datang dari orang yang dibenci. Orang yang berpandangan tajam dan jujur, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu al-Qayyim rahimahullah, adalah: يضرب في كل غنيمة بسهم، ويعاشر كل طائفة على أحسن ما معها، ولا يتحيز إلى طائفة وينأى عن الأخرى بالكلية : أن لا يكون معها شيء من الحق “Orang yang mengambil bagian dari setiap kebenaran, bergaul dengan setiap kelompok berdasarkan kebaikan yang ada pada mereka, dan tidak fanatik kepada satu kelompok sambil menjauhi kelompok lain secara total, seolah-olah kelompok lain itu sama sekali tidak memiliki kebenaran.”² *Catatan kaki:* ¹ Majmu’ Al-Fatawa 4/141 ² Madarij As-Salikin 2/350 Sumber: Al-Inshaf 'inda Syaikh Al-Islam Ibni Taimiyah karya Dr. Ahmad ibn Nashir Ath-Thayyar #manhajsalaf
1
Пост от 26.12.2025 03:27
19
0
2
Allah-lah satu-satunya Pelindung sejati. Dia yang menghidupkan orang-orang yang telah mati, baik fisik dan psikisnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Pertanyaannya: sudahkah hati kita benar-benar merasakan cahaya dari nama Allah, Al-Waliy (Sang MahaPelindung)? Sudahkah kita meneguk makna ayat yang mulia ini dan menyaksikan sendiri bentuk perlindungan serta karunia-Nya dalam hidup kita, dalam penglihatan yang jernih, cahaya iman, pertolongan, penjagaan, kebersamaan, pemeliharaan, petunjuk, perlindungan dari bahaya, perhatian yang penuh, kemuliaan yang tak terhinakan, dan kecukupan yang tak pernah habis? Semua itu pun disertai ketenangan, rasa aman, dan jaminan yang kokoh, sebagaimana firman-Nya, إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ ۖ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ "Sesungguhnya pelindungku ialah Allah, Yang telah menurunkan Al-Kitab (Al-Quran) dan Dia melindungi orang-orang yang shalih." [QS. Al-A'raf: 196] Sesungguhnya, kebingungan dan kecemasan menjadi panjang dan melelahkan, ketika hati kita terhalang dari kenikmatan mengenal nama-nama Allah; dan dari keindahan merasakan kedekatan dengan-Nya. #tadabbur
Пост от 24.12.2025 07:37
110
0
2
*FIKIH RINGKAS NAMA-NAMA ALLAH YANG INDAH* *NAMA ALLAH KEDUA PULUH TUJUH; KEDUA PULUH DELAPAN; DAN KEDUA PULUH SEMBILAN: AL-'AALIM (العالم); AL-'ALIIM (العليم); AL-'ALLAAM (العلام)* *Makna Nama Ini* Artinya Dia adalah Allah yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, yang dirahasiakan maupun yang dinyatakan secara terang-terangan; meliputi perkara yang wajib, yang mustahil, dan yang mungkin; mencakup alam atas dan alam bawah; masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tidak ada satu pun dari segala sesuatu yang luput dari pengetahuan-Nya. *Dampak Keimanan terhadap Nama Ini* 1️⃣ Menetapkan bagi Allah nama Al-‘Aalim, Al-‘Aliim, Al-‘Allaam beserta sifat yang terkandung di dalamnya, yaitu al-'ilmu. 2️⃣ Beribadah kepada Allah sesuai dengan konsekuensi dari nama-nama tersebut, di antaranya: ▪️ Meyakini bahwa ilmu yang sempurna, lengkap, mutlak, menyeluruh, dan luas hanyalah milik Allah semata, dan tidak satu pun dari makhluk-Nya yang menyamai kesempurnaan ilmu-Nya. ▪️ Meyakini bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang telah terjadi, apa yang akan terjadi, dan apa yang tidak terjadi, sekiranya terjadi, bagaimana kejadiannya. Inilah akidah Ahlu As-Sunnah wa Al-Jama‘ah. ▪️ Ketika seorang hamba mengetahui bahwa Rabb-nya meliputi segala sesuatu dengan ilmu-Nya, ia akan yakin bahwa ia tidak akan mampu mengetahui hakikat Sang Pencipta kecuali sebatas yang Allah perlihatkan kepadanya. ▪️ Jika seorang hamba menyadari bahwa Rabb-nya mengetahui keadaannya, mengetahui rahasia dan bisikan hatinya, maka hidupnya akan lurus, tindakannya terjaga, dan ia akan malu bermaksiat serta berbuat dosa secara terang-terangan kepada-Nya. Syaikh Muhammad al-Amin asy-Syinqithi rahimahullah berkata tentang nama Allah Al-‘Aliim, أجمع العلماء على أنه أكبر واعظ ،وأعظم زاجر، نزل من السماء إلى الأرض “Para ulama sepakat bahwa nama Allah ini adalah Pemberi nasihat terbesar dan Pemberi peringatan teragung yang turun dari langit ke bumi.” ▪️ Jika seorang hamba menyadari bahwa Rabb-nya meliputi segala sesuatu dengan ilmu-Nya, maka ia akan menyadari betapa sedikit ilmu yang dimilikinya dibandingkan ilmu Allah. Ilmu Allah tidak seperti ilmu makhluk, tidak pernah berkurang karena lupa atau didahului oleh kebodohan. ▪️Ketika seorang hamba mengetahui bahwa Rabb-nya Maha Mengetahui dan Maha Meliputi ilmu-Nya, hal itu mendorongnya untuk meneladani makna tersebut dengan sungguh-sungguh menambah ilmu yang bermanfaat, khususnya ilmu syar‘i yang mendekatkannya kepada Allah dan negeri akhirat. ▪️ Berdoa dan memohon kepada Allah dengan menyebut nama-Nya Al-‘Alīm agar Dia menganugerahkan ilmu yang bermanfaat, اللهم ياعليم علمنا ماينفعنا وزدنا علما وارزقنا الفقه والإخلاص “Ya Allah, wahai Dzat Yang Maha Mengetahui, ajarilah kami apa yang bermanfaat bagi kami, tambahkanlah ilmu kepada kami, dan karuniakan kepada kami pemahaman serta keikhlasan.” ▪️Meyakini dengan keyakinan penuh bahwa seluruh ilmu yang dimiliki oleh semua makhluk hanyalah karena Allah yang mengajarkannya kepada mereka, dan bahwa seluruh keutamaan itu milik Allah semata. *Sumber* 1️⃣ Fiqh al-Asma' al-Husna karya Prof. Dr. Abdurrazzaq al-Badr. 2️⃣ An-Nahj al-Asma fi Syarh Asma' Allah al-Husna karya Dr. Muhammad al-Hamud an-Najdi. #tauhid #tauhid_asma_wa_shifat
Пост от 23.12.2025 01:53
64
0
1
Berinteraksi dengan Allah secara tulus tidak menghadirkan kelelahan maupun kesusahan; justru akhirnya adalah keuntungan dan kenikmatan. Ibnu al-Qayyim menjelaskan sebuah pelajaran menarik. Ketika Nabi Musa melakukan perjalanan untuk menemui seorang manusia (Khadhir), beliau merasakan lapar dan letih, hingga berkata kepada pembantunya bahwa perjalanan itu melelahkan.¹ Berbeda halnya saat Nabi Musa memenuhi janji Allah dengan beribadah selama empat puluh malam, tanpa makan sedikit pun, beliau tidak merasakan lapar maupun keletihan.² Sebab yang pertama adalah perjalanan menuju makhluk, sedangkan yang kedua adalah perjalanan menuju Allah. Begitulah perjalanan hati menuju Rabb-nya. Ia tidak merasakan kepayahan sebagaimana ketika bergantung dan menuju kepada sesama makhluk. Footnote ¹ Allah ta'ala berfirman, فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتَاهُ آتِنَا غَدَاءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَٰذَا نَصَبًا “Maka ketika mereka telah melewati tempat itu, Musa berkata kepada pembantunya: ‘Bawalah kemari makanan kita; sungguh kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini.’" [QS. Al-Kahfi: 62] ² Allah ta'ala berfirman, وَوَاعَدْنَا مُوسَىٰ ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ۚ “Dan telah Kami janjikan kepada Musa (bermunajat) selama tiga puluh malam, lalu Kami sempurnakan dengan sepuluh (malam), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam.” [QS. Al-A‘raf: 142] #tadabbur
Пост от 21.12.2025 13:37
106
0
2
*Salah satu prinsip kebahagiaan dan keselamatan* Allah Ta‘ala berfirman, ولا تمدن عينيك إلى ما متعنا به أزواجا منهم زهرة الحياة الدنيا “Dan janganlah engkau mengarahkan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan sebagai kenikmatan hidup dunia kepada beberapa golongan di antara mereka.” [QS. Al-Kahfi] Ubay bin Ka‘ab radhiallahu ‘anhu berkata, من لم يتعز بعزاء الله؛ تقطعت نفسه حسرات على الدنيا “Barang siapa tidak menghibur dirinya dengan hiburan dari Allah, niscaya jiwanya akan terpotong-potong oleh penyesalan terhadap dunia.” [Zaad al-Masir] Ibnu al-Jauzi berkata, ينبغي غض البصر عن زخارف الدنيا وما يحببها إلى القلب “Seyogianya seseorang menundukkan pandangan dari perhiasan dunia dan dari hal-hal yang membuat hati terpikat kepadanya.” [Al-Furu' 2/89] Maka, prinsip ini adalah salah satu kaidah besar di antara kaidah-kaidah yang bisa membawa diri kita kepada kebahagiaan. Lalu, menurut anda, apa kiranya yang akan menimpa seseorang yang terus mengikuti para pencinta dunia dan kaum yang gemar bermewah-mewah, serta merasa gelisah dan bernafsu terhadap berita dan detail kehidupan mereka? Apakah mereka akan merasakan kebahagiaan dan lebih mudah untuk bersyukur? #tadabbur
Пост от 19.12.2025 14:44
36
0
0
Syariat Islam mewajibkan pemegang kekuasaan (waliy al-amr) beserta para pembantunya dalam otoritas yudikatif dan eksekutif (termasuk legislatif-penj) untuk melindungi lingkungan dan sumber dayanya serta menjaga kelestariannya. Syariat juga menetapkan hak bagi pemegang kekuasaan, dan pihak-pihak berwenang yang diberi mandat, untuk melakukan intervensi demi melindungi hak-hak masyarakat, baik untuk mencegah bahaya sebelum terjadi maupun untuk menanganinya setelah terjadi. Kitab-kitab para fuqaha sarat dengan banyak nash yang membahas persoalan-persoalan ini; bahkan disusun pula karya-karya khusus yang menjelaskan hak syar‘i tersebut (1), mengingat betapa besar urgensinya dalam menjaga kehidupan manusia dan melindungi harta benda mereka. Imam Ibnu al-Qayyim berkata, ومن له ذوق في الشريعة، واطلاع على كمالاتها، وتضمنها لغاية مصالح العباد في المعاش والمعاد، ومجيئها بغاية العدل الذي يفصل بين الخلائق، وأنه لا عدل فوق عدلها، ولا مصلحة فوق ما تضمنته من المصالح تبين له أن السياسة العادلة جزء من أجزائها، وفرع من فروعها، وأن من له معرفة بمقاصدها ووضعها، وحسن فهمه فيها لم يحتج إلى سياسة غيرها ألبتة “Barang siapa memiliki kepekaan terhadap syariat, memahami kesempurnaannya, serta mengetahui bahwa syariat mencakup puncak kemaslahatan hamba dalam urusan dunia dan akhirat, dan bahwa ia datang dengan keadilan tertinggi yang memutuskan perkara di antara makhluk, tidak ada keadilan di atas keadilannya dan tidak ada maslahat di atas maslahat yang dikandungnya, niscaya jelas baginya bahwa politik (kebijakan) yang adil adalah bagian dari syariat dan salah satu cabangnya. Siapa yang memahami tujuan-tujuan syariat, penetapannya, dan memiliki pemahaman yang baik tentangnya, tidak memerlukan kebijakan selainnya sama sekali.” (2) Footnote: 1. Di antaranya, sebagai contoh, Al-Ahkam al-Sulthaniyyah karya al-Mawardi, Al-Ahkam al-Sulthaniyyah karya Abu Ya‘la, As-Siyasah asy-Syar‘iyyah fi Ishlah ar-Ra‘i wa ar-Ra‘iyyah karya Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah, Ath-Ṭhuruq al-Hukmiyyah fi as-Siyasah asy-Syar‘iyyah karya Ibnu al-Qayyim, Tabshirat al-Ḥukkam karya Ibnu Farhun al-Ya‘mari, Mu‘in al-Hukkam karya atj-Tharabulusi, Durar al-Hukkam Syarḥ Majallat al-Ahkam karya ‘Ali Haidar, Ma‘alim al-Qurbah fi Ma‘alim al-ḤHsbah karya Muḥammad al-Qurasyk, Nihayat al-Qurbah fi Thalab al-Hisbah karya ‘Abdu ar-Rahman asy-Syizari, dan kitab-kitab lain tentang politik, hisbah, dan peradilan. 2. Ath-Thuruq al-Hukmiyyah fi as-Siyasah asy-Syar‘iyyah, hlm. 4–5. Dikutip dari kitab Ahkam Al-Biah fi Fiqh Al-Islami.
Смотреть все посты