Каталог каналов Новое Каналы в закладках Мои каналы Поиск постов Рекламные посты
Инструменты
Мониторинг Новое Детальная статистика Анализ аудитории Telegraph-статьи Бот аналитики
Полезная информация
Инструкция Telemetr Документация к API Чат Telemetr
Полезные сервисы
Защита от накрутки Создать своего бота Продать/Купить канал Монетизация

Не попадитесь на накрученные каналы! Узнайте, не накручивает ли канал просмотры или подписчиков Проверить канал на накрутку
Прикрепить Телеграм-аккаунт Прикрепить Телеграм-аккаунт

Телеграм канал «Belajar Tauhid»

Belajar Tauhid
589
0
32
16
1.1K
Terima kasih telah bergabung dengan Chanel Belajar Tauhid dan semoga materi yang ada bermanfaat bagi kita semua.
.
Link e-Book & e-Paper Belajar Tauhid: http://bit.ly/ebook-gratis-belajartauhid
.
Salam 'alaikum
Подписчики
Всего
3 263
Сегодня
0
Просмотров на пост
Всего
136
ER
Общий
5.77%
Суточный
4.5%
Динамика публикаций
Telemetr - сервис глубокой аналитики
телеграм-каналов
Получите подробную информацию о каждом канале
Отберите самые эффективные каналы для
рекламных размещений, по приросту подписчиков,
ER, количеству просмотров на пост и другим метрикам
Анализируйте рекламные посты
и креативы
Узнайте какие посты лучше сработали,
а какие хуже, даже если их давно удалили
Оценивайте эффективность тематики и контента
Узнайте, какую тематику лучше не рекламировать
на канале, а какая зайдет на ура
Попробовать бесплатно
Показано 7 из 589 постов
Смотреть все посты
Пост от 24.12.2025 07:37
1
0
0
*FIKIH RINGKAS NAMA-NAMA ALLAH YANG INDAH* *NAMA ALLAH KEDUA PULUH TUJUH; KEDUA PULUH DELAPAN; DAN KEDUA PULUH SEMBILAN: AL-'AALIM (العالم); AL-'ALIIM (العليم); AL-'ALLAAM (العلام)* *Makna Nama Ini* Artinya Dia adalah Allah yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, yang dirahasiakan maupun yang dinyatakan secara terang-terangan; meliputi perkara yang wajib, yang mustahil, dan yang mungkin; mencakup alam atas dan alam bawah; masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tidak ada satu pun dari segala sesuatu yang luput dari pengetahuan-Nya. *Dampak Keimanan terhadap Nama Ini* 1️⃣ Menetapkan bagi Allah nama Al-‘Aalim, Al-‘Aliim, Al-‘Allaam beserta sifat yang terkandung di dalamnya, yaitu al-'ilmu. 2️⃣ Beribadah kepada Allah sesuai dengan konsekuensi dari nama-nama tersebut, di antaranya: ▪️ Meyakini bahwa ilmu yang sempurna, lengkap, mutlak, menyeluruh, dan luas hanyalah milik Allah semata, dan tidak satu pun dari makhluk-Nya yang menyamai kesempurnaan ilmu-Nya. ▪️ Meyakini bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang telah terjadi, apa yang akan terjadi, dan apa yang tidak terjadi, sekiranya terjadi, bagaimana kejadiannya. Inilah akidah Ahlu As-Sunnah wa Al-Jama‘ah. ▪️ Ketika seorang hamba mengetahui bahwa Rabb-nya meliputi segala sesuatu dengan ilmu-Nya, ia akan yakin bahwa ia tidak akan mampu mengetahui hakikat Sang Pencipta kecuali sebatas yang Allah perlihatkan kepadanya. ▪️ Jika seorang hamba menyadari bahwa Rabb-nya mengetahui keadaannya, mengetahui rahasia dan bisikan hatinya, maka hidupnya akan lurus, tindakannya terjaga, dan ia akan malu bermaksiat serta berbuat dosa secara terang-terangan kepada-Nya. Syaikh Muhammad al-Amin asy-Syinqithi rahimahullah berkata tentang nama Allah Al-‘Aliim, أجمع العلماء على أنه أكبر واعظ ،وأعظم زاجر، نزل من السماء إلى الأرض “Para ulama sepakat bahwa nama Allah ini adalah Pemberi nasihat terbesar dan Pemberi peringatan teragung yang turun dari langit ke bumi.” ▪️ Jika seorang hamba menyadari bahwa Rabb-nya meliputi segala sesuatu dengan ilmu-Nya, maka ia akan menyadari betapa sedikit ilmu yang dimilikinya dibandingkan ilmu Allah. Ilmu Allah tidak seperti ilmu makhluk, tidak pernah berkurang karena lupa atau didahului oleh kebodohan. ▪️Ketika seorang hamba mengetahui bahwa Rabb-nya Maha Mengetahui dan Maha Meliputi ilmu-Nya, hal itu mendorongnya untuk meneladani makna tersebut dengan sungguh-sungguh menambah ilmu yang bermanfaat, khususnya ilmu syar‘i yang mendekatkannya kepada Allah dan negeri akhirat. ▪️ Berdoa dan memohon kepada Allah dengan menyebut nama-Nya Al-‘Alīm agar Dia menganugerahkan ilmu yang bermanfaat, اللهم ياعليم علمنا ماينفعنا وزدنا علما وارزقنا الفقه والإخلاص “Ya Allah, wahai Dzat Yang Maha Mengetahui, ajarilah kami apa yang bermanfaat bagi kami, tambahkanlah ilmu kepada kami, dan karuniakan kepada kami pemahaman serta keikhlasan.” ▪️Meyakini dengan keyakinan penuh bahwa seluruh ilmu yang dimiliki oleh semua makhluk hanyalah karena Allah yang mengajarkannya kepada mereka, dan bahwa seluruh keutamaan itu milik Allah semata. *Sumber* 1️⃣ Fiqh al-Asma' al-Husna karya Prof. Dr. Abdurrazzaq al-Badr. 2️⃣ An-Nahj al-Asma fi Syarh Asma' Allah al-Husna karya Dr. Muhammad al-Hamud an-Najdi. #tauhid #tauhid_asma_wa_shifat
Пост от 23.12.2025 01:53
64
0
1
Berinteraksi dengan Allah secara tulus tidak menghadirkan kelelahan maupun kesusahan; justru akhirnya adalah keuntungan dan kenikmatan. Ibnu al-Qayyim menjelaskan sebuah pelajaran menarik. Ketika Nabi Musa melakukan perjalanan untuk menemui seorang manusia (Khadhir), beliau merasakan lapar dan letih, hingga berkata kepada pembantunya bahwa perjalanan itu melelahkan.¹ Berbeda halnya saat Nabi Musa memenuhi janji Allah dengan beribadah selama empat puluh malam, tanpa makan sedikit pun, beliau tidak merasakan lapar maupun keletihan.² Sebab yang pertama adalah perjalanan menuju makhluk, sedangkan yang kedua adalah perjalanan menuju Allah. Begitulah perjalanan hati menuju Rabb-nya. Ia tidak merasakan kepayahan sebagaimana ketika bergantung dan menuju kepada sesama makhluk. Footnote ¹ Allah ta'ala berfirman, فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتَاهُ آتِنَا غَدَاءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَٰذَا نَصَبًا “Maka ketika mereka telah melewati tempat itu, Musa berkata kepada pembantunya: ‘Bawalah kemari makanan kita; sungguh kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini.’" [QS. Al-Kahfi: 62] ² Allah ta'ala berfirman, وَوَاعَدْنَا مُوسَىٰ ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ۚ “Dan telah Kami janjikan kepada Musa (bermunajat) selama tiga puluh malam, lalu Kami sempurnakan dengan sepuluh (malam), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam.” [QS. Al-A‘raf: 142] #tadabbur
Пост от 21.12.2025 13:37
106
0
2
*Salah satu prinsip kebahagiaan dan keselamatan* Allah Ta‘ala berfirman, ولا تمدن عينيك إلى ما متعنا به أزواجا منهم زهرة الحياة الدنيا “Dan janganlah engkau mengarahkan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan sebagai kenikmatan hidup dunia kepada beberapa golongan di antara mereka.” [QS. Al-Kahfi] Ubay bin Ka‘ab radhiallahu ‘anhu berkata, من لم يتعز بعزاء الله؛ تقطعت نفسه حسرات على الدنيا “Barang siapa tidak menghibur dirinya dengan hiburan dari Allah, niscaya jiwanya akan terpotong-potong oleh penyesalan terhadap dunia.” [Zaad al-Masir] Ibnu al-Jauzi berkata, ينبغي غض البصر عن زخارف الدنيا وما يحببها إلى القلب “Seyogianya seseorang menundukkan pandangan dari perhiasan dunia dan dari hal-hal yang membuat hati terpikat kepadanya.” [Al-Furu' 2/89] Maka, prinsip ini adalah salah satu kaidah besar di antara kaidah-kaidah yang bisa membawa diri kita kepada kebahagiaan. Lalu, menurut anda, apa kiranya yang akan menimpa seseorang yang terus mengikuti para pencinta dunia dan kaum yang gemar bermewah-mewah, serta merasa gelisah dan bernafsu terhadap berita dan detail kehidupan mereka? Apakah mereka akan merasakan kebahagiaan dan lebih mudah untuk bersyukur? #tadabbur
Пост от 19.12.2025 14:44
36
0
0
Syariat Islam mewajibkan pemegang kekuasaan (waliy al-amr) beserta para pembantunya dalam otoritas yudikatif dan eksekutif (termasuk legislatif-penj) untuk melindungi lingkungan dan sumber dayanya serta menjaga kelestariannya. Syariat juga menetapkan hak bagi pemegang kekuasaan, dan pihak-pihak berwenang yang diberi mandat, untuk melakukan intervensi demi melindungi hak-hak masyarakat, baik untuk mencegah bahaya sebelum terjadi maupun untuk menanganinya setelah terjadi. Kitab-kitab para fuqaha sarat dengan banyak nash yang membahas persoalan-persoalan ini; bahkan disusun pula karya-karya khusus yang menjelaskan hak syar‘i tersebut (1), mengingat betapa besar urgensinya dalam menjaga kehidupan manusia dan melindungi harta benda mereka. Imam Ibnu al-Qayyim berkata, ومن له ذوق في الشريعة، واطلاع على كمالاتها، وتضمنها لغاية مصالح العباد في المعاش والمعاد، ومجيئها بغاية العدل الذي يفصل بين الخلائق، وأنه لا عدل فوق عدلها، ولا مصلحة فوق ما تضمنته من المصالح تبين له أن السياسة العادلة جزء من أجزائها، وفرع من فروعها، وأن من له معرفة بمقاصدها ووضعها، وحسن فهمه فيها لم يحتج إلى سياسة غيرها ألبتة “Barang siapa memiliki kepekaan terhadap syariat, memahami kesempurnaannya, serta mengetahui bahwa syariat mencakup puncak kemaslahatan hamba dalam urusan dunia dan akhirat, dan bahwa ia datang dengan keadilan tertinggi yang memutuskan perkara di antara makhluk, tidak ada keadilan di atas keadilannya dan tidak ada maslahat di atas maslahat yang dikandungnya, niscaya jelas baginya bahwa politik (kebijakan) yang adil adalah bagian dari syariat dan salah satu cabangnya. Siapa yang memahami tujuan-tujuan syariat, penetapannya, dan memiliki pemahaman yang baik tentangnya, tidak memerlukan kebijakan selainnya sama sekali.” (2) Footnote: 1. Di antaranya, sebagai contoh, Al-Ahkam al-Sulthaniyyah karya al-Mawardi, Al-Ahkam al-Sulthaniyyah karya Abu Ya‘la, As-Siyasah asy-Syar‘iyyah fi Ishlah ar-Ra‘i wa ar-Ra‘iyyah karya Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah, Ath-Ṭhuruq al-Hukmiyyah fi as-Siyasah asy-Syar‘iyyah karya Ibnu al-Qayyim, Tabshirat al-Ḥukkam karya Ibnu Farhun al-Ya‘mari, Mu‘in al-Hukkam karya atj-Tharabulusi, Durar al-Hukkam Syarḥ Majallat al-Ahkam karya ‘Ali Haidar, Ma‘alim al-Qurbah fi Ma‘alim al-ḤHsbah karya Muḥammad al-Qurasyk, Nihayat al-Qurbah fi Thalab al-Hisbah karya ‘Abdu ar-Rahman asy-Syizari, dan kitab-kitab lain tentang politik, hisbah, dan peradilan. 2. Ath-Thuruq al-Hukmiyyah fi as-Siyasah asy-Syar‘iyyah, hlm. 4–5. Dikutip dari kitab Ahkam Al-Biah fi Fiqh Al-Islami.
Пост от 19.12.2025 05:02
154
0
2
Selain “Syamilah”, lahir pula proyek digital lain seperti “Ensiklopedi Hadits”, pada masa ketika universitas Arab sendiri belum menyadari potensi digitalisasi. Namun semua kontribusi ilmiah besar ini kerap terlupakan, sementara yang tersisa di ingatan hanyalah citra Salafi awam yang naif. Ketika kelompok-kelompok “Sahwah” tampil dengan retorika konfrontatif yang dangkal, para peneliti seperti Dr. ‘Abd al-Muhsin at-Turki justru bekerja sama dengan Mahmud Syakir dan Mahmud ath-Thannahy untuk menyunting dan menerbitkan khazanah Arab-Islam dalam bentuk paling bermutu. Ada pula Muhammad al-Amin asy-Syinqithi dengan tafsir ushulinya Adhwa’ al-Bayan, al-Mu‘allimi al-Yamani dengan penelitian hadis dan ushulnya yang mendalam, Ahmad Syakir dengan tahkik Musnad Ahmad, serta al-Albani yang membentuk ulang struktur kajian hadis modern. Bahkan institusionalisasi ekonomi Islam dipelopori oleh para ulama Salafi, di antaranya Dr. Bakr Abu Zaid yang memimpin Majma‘ Fiqh Islami Internasional di bawah OKI. Mereka telah menulis tentang derivatif keuangan, tawarruq, saham, dan obligasi jauh sebelum universitas-universitas Arab menaruh perhatian pada isu-isu tersebut. Berkat mereka, ekonomi Islam kini diajarkan di Al-Azhar, Dar al-‘Ulum, dan fakultas hukum. Dengan semua fakta ini, jelas bahwa kita sedang berhadapan dengan sebuah proyek keilmuan besar yang sangat berbeda dari gambaran Salafisme sebagai sekadar wajah masam, khotbah keras, dan konflik. Inilah realitas Salafisme dalam dua level yang berbeda: 1. Level populis, yang diwakili oleh arus Sahwah dan melahirkan pemikiran dangkal. 2. Level elitis, yang bekerja membangun fondasi keilmuan Islam kontemporer. 'Alaa Isma'il - Peneliti Markaz As-Salaf li Al-Buhuts wa Ad-Dirasah #manhaj
Пост от 19.12.2025 05:02
1
0
0
*DUA REALITAS SALAFISME* Dalam kesadaran masyarakat Arab kontemporer, telah lama beredar gambaran stereotip yang sempit tentang Salafisme, seolah-olah ia hanyalah fenomena wacana yang bising dan keras. Gambaran itu biasanya diwujudkan dalam sosok berwajah masam, yang memahami agama hanya sebatas daftar larangan siap pakai: jenggot, celana di atas mata kaki, cadar, jenis pekerjaan, dan sejenisnya, disertai perdebatan populis di dalam masjid. Sejak dekade 1980–1990-an, banyak orang awam yang bertambah religius dengan memelihara jenggot bukan karena kesadaran epistemologis atau keterikatan pada mazhab pemikiran tertentu, melainkan sebagai bentuk keberagamaan umum. Mereka bahkan tidak mengenal apa itu Salafisme, apalagi berniat bergabung dengan suatu sistem keilmuan yang terstruktur. Mereka sekadar menemukan kaset-kaset dan buku-buku keagamaan yang datang dari Arab Saudi, lalu mengambil darinya apa yang mereka anggap sebagai agama, dan menjadikannya rujukan dalam praktik keberagamaan sehari-hari. Dari sinilah muncul ketegangan-ketegangan populer. Seseorang mendengar seorang ulama besar, seperti Ibnu ‘Utsaimin misalnya, mengatakan bahwa “perbuatan tertentu adalah bid‘ah”, lalu dengan kebodohan ia langsung melakukan pengingkaran di masjid tanpa memahami kaidah amar ma’ruf nahi munkar dan fikih perbedaan pendapat. Ketika ditanya sumber ucapannya, ia mengibaskan nama sang syekh. Akhirnya, perilaku kasar itu justru dinisbatkan secara tidak adil kepada Ibnu ‘Utsaimin dan ulama semisalnya, padahal sang syekh sendiri tidak mengingkari orang yang berbeda pendapat berdasarkan ijtihad yang mu'tabar, bahkan beliau menganjurkan orang awam agar mengikuti ulama di negeri mereka dan tradisi fikih setempat. Citra mental tentang Salafisme populis ini telah menutupi sebuah sejarah intelektual yang jauh lebih tenang dan matang, sejarah yang berkontribusi besar dalam membentuk perkembangan pemikiran dan riset ilmiah di dunia Islam kontemporer. Pada saat seorang Salafi awam yang lugu dan berwajah masam sibuk mengingkari orang di masjid, ada seorang filsuf Salafi yang tenang dan ramah, Dr. Muhammad Rashad Salim, yang sedang meneliti dan menyunting karya-karya teologis Ibnu Taimiyah, lalu menerbitkannya dalam edisi ilmiah yang diakui oleh lembaga resmi Mesir dan dimanfaatkan oleh para akademisi. Pada masa yang sama, ada Dr. Mustafa Hilmi yang membangun filsafat moral dari dalam khazanah Salafi; Mahmud Mazru‘ah yang memadukan kritik intelektual dengan riset akademik; serta Ja‘far Syaikh Idris yang menggabungkan iman dengan filsafat ilmu modern. Ketika forum “Ana al-Muslim” menjadi simbol populisme dangkal, ada “Multaqa Ahl al-Hadits” yang mempertemukan para peneliti unggulan dari Arab Saudi, Maroko, Mauritania, dan lainnya, untuk berdiskusi serius tentang bahasa Arab, akidah, dan persoalan-persoalan ushul yang rumit, mewakili puluhan tahun tradisi keilmuan klasik. Arsip forum ini tetap menjadi rujukan berharga bagi pendukung maupun pengkritik, bahkan setelah forum itu meredup. Di balik sosok Salafi yang dianggap kaku, ada pula jalur Salafi yang tenang yang melahirkan proyek-proyek perintis dalam digitalisasi warisan Islam, seperti “Maktabah Syamilah”, jauh sebelum universitas-universitas memahami arti digitalisasi. Proyek besar ini dikerjakan oleh individu-individu, dan dimanfaatkan oleh Salafi, Asy‘ari, sufi, serta mahasiswa pascasarjana Al-Azhar, Dar al-‘Ulum, fakultas hukum dan sastra, tanpa terkecuali. Dulu, peneliti harus bersusah payah membeli buku atau mendatangi perpustakaan untuk membandingkan edisi cetakan. Proyek ini hadir dengan puluhan ribu kitab lintas disiplin, memudahkan penelitian secara luar biasa, lalu diwakafkan untuk Allah dan disediakan gratis, padahal jika dikelola lembaga resmi, mungkin akan dijadikan layanan berbayar mahal.
Пост от 19.12.2025 04:11
1
0
0
*TAK USAH HAUS VALIDITAS* صديقي ‏كلما زادت قيمتك، قلّت حاجتك لإثباتها "Teman, semakin tinggi nilaimu, semakin kecil kebutuhanmu untuk membuktikannya." #nasihat
Смотреть все посты